MEMBANGUN KOPERASI DI INDONESIA


BAGAIMANA MEMBANGUN KOPERASI DI INDONESIA



1.  Gencarkan Sosialisasi kepada masyarakat

Mendapatkan modal adalah salah satu masalah umum yang terjadi pada koperasi yang baru dibuka. Kendalanya adalah mencari anggota sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan modal yang cukup demi kelancaran operasi di koperasi tersebut. Untuk menarik minat masyarakat sekitar diperlukan usaha ekstra agar masyarakat tertarik dengan koperasi yang baru saja dibuka di lingkungannya tersebut. Caranya sangat beragam, misalnya dengan menyosialisasikan visi misi koperasi, konsep koperasi, dan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh jika ikut serta dalam kegiatan koperasi tersebut secara luas dan merata kepada masyarakat sekitar. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan mengamanatkan pesan sosialisasi ini kepada ketua RW, RT atau sosialisasikan secara langsung ke acara-acara warga seperti kegiatan ibu-ibu PKK. Dengan cara-cara seperti itu lah diharapkan semakin banyak warga yang mengetahui keberadaan koperasi baru tersebut dan semakin banyak pula warga yang mendaftarkan dirinya menjadi anggota koperasi yang pada akhirnya terkumpullah modal yang memadai.

2.  Membuat Konsep Koperasi yang Berbeda
Daya saing yang lemah dibandingkan badan usaha lainnya menjadi salah satu hal yang menghambat perkembangan koperasi di negeri ini, salah satu penyebabnya adalah pikiran masyarakat yang beranggapan bahwa koperasi adalah badan usaha yang kuno, keuntungannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan badan usaha lain, atau memang tidak tertarik dengan konsep koperasi yang itu-itu saja seperti koperasi simpan pinjam, koperasi sekolah, koperasi unit desa, koperasi konsumsi dan konsep lainnya yang memang sudah ada sejak dulu. Membuat konsep baru yang berbeda dengan konsep-konsep terdahulu bisa menjadi terobosan untuk meningkatkan daya saing koperasi, tentu saja agar dapat meningkatkan daya saing konsep yang baru tersebut harus disertai dengan profit yang jauh lebih besar dengan keuntungan yang didapat dari konsep koperasi yang lama. Sebagai contoh koperasi Universitas Gunadarma yang beranggotakan para dosen yang mengajar di sana mulai mencanangkan konsep koperasi yang baru yaitu koperasi yang memberikan para anggotanya peluang untuk memiliki sebuah minimarketsendiri dengan metode tertentu. Inovasi-inovasi seperti itulah yang dapat meningkatkan daya saing koperasi terhadap badan usaha lainnya.

3.  Mengubah Suasana Koperasi Menjadi Lebih Nyaman
Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah rasa bosan para anggota koperasi dalam mengikuti kegiatan koperasi yang monoton. Sebagai contoh di daerah tempat tinggal penulis terdapat satu koperasi simpan pinjam yang saat ini terancam ditutup karena kendala macetnya iuran wajib. Hal ini bisa disebabkan karena anggota koperasi tersebut merasa bosan dengan rutinitas yang sebatas datang untuk menyetorkan iuran atau meminjam uang. Kegiatan yang sedikit berbeda dan segar bisa jadi peningkat semangat para anggota koperasi untuk datang ke koperasi. Misalnya diadakan pertemuan rutin diluar rapat-rapat koperasi seperti acara seminar tentang pentingnya berkoperasi atau sekadar pertemuan ringan sesama anggota koperasi dan bahkan mungkin kegiatan lain yang dapat memerkuat ikatan antar anggota. Dimulai dari hubungan baik antar anggota dan atmosfer yang menyenangkan di koperasi itu lah yang membuat anggota koperasi menjadi senang untuk berkunjung ke koperasi yang kemudian dapat menyadarkan atau “mengingatkan” para anggota atas kewajiban-kewajibannya sebagai anggota koperasi.

4.  Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Koperasi
Selain seleksi yang tepat terhadap calon tenaga kerja yang akan direkrut sebagai pengurus koperasi sebaiknya diterapkan pula pelatihan sebagai bekal keterampilan, sehingga kepengurusan dan pengoperasian koperasi menjadi lebih tertata dan tercipta kerja sama yang baik antara pengurus dan anggota koperasi.

5.  Penerapan Teknologi Informasi
Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan koperasi adalah pandangan masyarakat yang menganggap koperasi sebagai organisasi bisnis kelas bawah, kurang modern dan terlihat tidak menarik jika dibandingkan dengan organisasi-organisasi lainnya. Saat ini perkembangan teknologi semakin cepat. Kegiatan masyarakat pun sudah tidak lepas dari teknologi. Bahkan anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar pun sudah sangat dekat dengan teknologi canggih seperti gadget dan internet. Masyarakat selalu antusias dengan perkembangan teknologi. Tapi justru hal itu bertolak belakang dengan koperasi di Indonesia yang terlihat masih “tradisional”.

Sudah banyak organisasi dan lembaga-lembaga yang menerapkan teknologi dalam pelayanannya seperti toko online, bank, dan bahkan transportasi ojek kini sudah ada yang berbasis online dengan menggunakan aplikasi sebagai penunjang dalam pengoperasiannya. Dengan penerapan teknologi tersebut ojek yang selama ini hanya sekadar alat transportasi biasa kini kembali diminati masyarakat. Hal itu bisa diadopsi oleh koperasi sebagai salah satu bukti kekuatan teknologi dalam “mencuri” perhatian masyarakat agar tertarik untuk bergabung dengan koperasi. Teknologi yang cocok untuk koperasi itu sendiri kurang-lebih sama seperti ojek online yang telah disebutkan tadi. Koperasi bisa membuat Aplikasi Koperasi yang bisa diunduh oleh masyarakat yang telah atau ingin menjadi anggota koperasi. Di dalam aplikasi tersebut bisa berisi berbagai informasi, persyaratan dan hal-hal yang akan didapatkan oleh anggota atau calon anggota setelah mendaftar di koperasi. Selain untuk meningkatkan pandangan masyarakat terhadap koperasi, aplikasi tersebut juga berfungsi untuk memudahkan anggota dalam melakukan kegiatan-kegiatannya sebagai anggota koperasi.

STRATEGI MEMBANGUN USAHA KOPERASI
BENAHI KONDISI INTERNAL KOPERASI
Jika sebuah koperasi telah berdiri dalam waktu yang cukup lama tanpa ada perkembangan, maka perlu suatu pembenahan. Pembenahan ini harus diawali dari dalam koperasi sendiri seperti kondisi internal. Cek semua kondisi internal koperasi secara detail, baik masalah operasional maupun masalah manajerial. Jika terdapat sesuatu yang tidak sesuai, maka segera benahi masalah tersebut. Setelah masalah internal dibenahi, baru kemudian mengatasi masalah eksternal.

TAMBAH KEBIJAKAN KOPERASI
Kebijakan koperasi pada umumnya menerapkan sistem pola penitipan. Di mana modal yang didapat berasal dari dana titipan para anggotanya sebagai modal bersama. Pola penitipan modal ini hanya akan banyak membantu memperbesar koperasi jika anggotanya juga banyak. Untuk mengurangi ketergantungan pada sistem keanggotaan tersebut, maka koperasi bisa sedikit menambah kebijakan dengan memperluas perolehan modal, melalui pendanaan atau investasi usaha.

BUAT PROMOSI
Jika komponen internal dalam koperasi telah diperbaiki, namun belum menemukan hasil yang maksimal, cobalah buat promosi untuk mengenalkan suatu produk atau jasa pada seseorang sehingga orang tersebut berminat menggunakan produk atau jasa tersebut. Koperasi juga termasuk dalam usaha keuangan, oleh karena itu juga perlu mengenalkannya pada masyarakat sehingga akan ada orang baru yang tertarik menjadi anggota. Jika anggota bertambah secara otomatis keuangan koperasi semakin banyak dan usaha semakin berkembang.

MEREKRUT ANGGOTA YANG KOMPETEN
Untuk mengembangkan usaha koperasi bisa dimulai dengan mencari anggota yang kompeten. Anggota yang memiliki ilmu dan pengalaman tentang koperasi akan lebih mudah mengurus koperasi dengan baik. Selain itu, anggota tersebut juga bisa membantu anggota lain yang tidak begitu memahami koperasi. Sehingga proses perjalanan koperasi bisa berjalan dengan lancar dan tentunya bisa semakin berkembang.

TATA KELOLA YANG BAIK
Sebuah usaha bisa berjalan lancar atau tidak, tergantung dari tata kelola perusahaan tersebut, termasuk juga koperasi. Koperasi bisa berjalan dengan lancar dan berkembang jika dikelola dengan baik. Pengelolaan tugas dari masing-masing anggota dan pengelolaan keuangan dalam koperasi harus jelas dan rapi. Semua hal yang berkaitan dengan koperasi harus diatur secara jelas dan ditaati oleh semua anggota. Kalaupun ada suatu kejadian yang belum diatur sebelumnya, maka harus ada rapat musyawarah dan disetujui oleh semua anggota.

BAGAIMANA CARA MENUMBUHKAN MINAT KAUM MUDA UNTUK MENJADI ANGGOTA KOPERASI

Mensosialisasikan koperasi bukanlah hal yang mudah dikerjakan karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya dan latar pendidikan yang berbeda turut mempengaruhi perkembangan koperasi. Untuk itu perlu adanya sosialisai kepada masyrakat tentang koperasi, supaya koperasi bisa membuat wajah baru yang diinginkan para investor dan para masyarakat. Banyak cara mensosialisasikan koperasi tetapi jika tidak dibantu oleh pemerintah itu mungkin akan sulit djalankan.

Terkait dengan kelemahan yang masih dimiliki koperasi, ada beberapa solusi yang sudah dijalankan pemerintah seperti penambahan modal, latihan manajemen, dan bantuan perizinan. Keberhasilan koperasi sangat tergantung kepada sumber daya manusianya oleh karena itu peningkatan skill atau keahlian para pengurus perlu ditingkatkan.
Beragam cara mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat khususnya kaum muda antara lain :
1.       Melalui pendidikan, jika perkembangan koperasi ingin ditingkatkan, alangkah baiknya mendidik generasi masa depan sejak dini dengan memberikan pengetahuan mengenai apa itu koperasi kemudian membentuk koperasi kecil baik ditingkat SD, SMP, SMA hingga tingkat Universitas.
2.       Melalui media massa seperti siaran televisi. Pemerintah Daerah hendaknya membuat siaran koperasi ditelevisi setiap hari atau sekali seminggu atau sekali sebulan dengan memaparkan visi dan misi dan program kerja yang sesuai karena setiap daerah pasti berbeda situasi dan kondisinya sehingga program kerjanya pun berbeda.
3.       Melalui surat kabar dimana isinya dibuat sistematika kerja koperasi yang ditulis dengan baik dan menarik dimana terlihat jelas bahwa koperasi itu saling menguntungkan antara pengurus dan anggota dan itu bisa dilaksanakan dengan nyata apabila ditulis dalam koran. Koran itu bisa dibawa kemana saja dan dibaca kapan saja oleh masyarakat serta bisa dipikirkan dengan nyata atau dibaca berulang kali.
4.       Media teknologi yang lebih maju lagi seperti melalu internet dengan membuat iklan-iklan tentang koperasi. Melalui media ini juga sangat baik karena bisa memanfaatkan dunia maya atau internet serta bisa dijadikan sebagai media kerja sama antara satu lembaga dengan lembaga lainnya dalam hal pembuatan iklan dimedia internet dan bisa saling menguntungkan. Selain sebagai media sosialisasi, pemanfaatan fasilitas didunia maya ini juga bisa dijadikan media pendekatan kepada publik. Sebenarnya banyak media yang bisa dijadikan untuk publikasi mengenai koperasi seperti situs jejaring sosial facebook, twitter dan lainnya harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa menarik minat kaum muda dan melaksanakan kegiatannya dengan serius.

            Pemerintah juga harus turun langsung dalam memperkenalkan koperasi kepada masyarakat. Misalanya mengadakan penyuluhan di Rukun Tetangga atau RT, sekolah maupun universitas dimana isi penyuluhan tersebut bertujuan untuk mengenalkan peraturan-peraturan koperasi, keuntungan, dan fungsi koperasi itu sendiri kepada masyarakat khususnya kaum muda.

Jumlah koperasi di Indonesia mencapai 150.000 dengan jumlah anggota mencapai 35 juta. Di era serba digital saat ini, pemerintah dorong koperasi berbasis teknologi.
"Perkembangan teknologi yang begitu cepat menjadi tantangan bersama bagi gerakan koperasi di era milenium. Bagaimana agar anak-anak muda jaman sekarang lebih tertarik berkoperasi daripada menjadi pekerja kantoran atau pegawai negeri yang masuk 'jaman angkatan bapak saya'," kata Kepala Biro Perencanaan Kemkop UKM Ahmad Zabadi.


Ahmad menambahkan, Koperasi 4.0 memang lebih menyasar generasi milenial. Terlebih para start up atau wirausaha pemula lebih didominasi kalangan anak muda yang lebih melek teknologi. Karenanya, diharapkan para generasi Y ini juga mampu mengajak anak muda lainnya untuk ikut berkoperasi.

ARTIKEL TERKAIT MENUMBUHKAN MINAT GENERASI MILENIAL

Koperasi Era Millenial
Salah satu upaya yang dinilai efektif untuk kembali meningkatkan pamor koperasi di kalangan generasi millenial adalah melalui rebranding koperasi. Pada dasarnya rebranding tetap harus dilakukan dengan selektif. Sebab jika tidak, justru rebranding akan menghasilkan ketidakstabilan dalam suatu korporasi. Meski demikian, sebetulnya sudah banyak brandbesar yang sukses karena rebranding, misalnya Puma, Apple, dan Gucci (TODOR, 2014).
Kunci kesuksesan strategi rebranding tersebut bukannya dimulai dengan kampanye yang menghabiskan biaya jutaan dolar, perubahan yang radikal pada nama, logo, atau elemen brand image lainnya yang malah membuat kebingungan dalam benak kostumer, melainkan mulai dari memperbaiki masalah-masalah internal (bisnis) (TODOR, 2014).
Apabila ditarik dari sudut pandang lokal, sebetulnya sudah banyak yang tengah berupaya memajukan koperasi melalui cara rebranding untuk membidik segmen generasi millenial. Salah satunya Koperasi Pegawai Kementerian Sekretariat Negara yang kini tengah memasang strategi rebranding, yang diproyeksi mampu menarik minat lebih tinggi generasi millennial untuk bergabung dengan koperasi.
Manajer Bidang Simpan Pinjam Koperasi Pegawai Kementerian Sekretariat Negara Andi Nugroho menerangkan, upaya menggaet generasi millennial dimulai dari adanya perubahan dalam anggaran dasar koperasi. Dalam anggaran dasar yang terbaru, keanggotaan koperasi justru tidak lagi diwajibkan. Menjadi anggota koperasi bagi PNS Sekretariat Negara pun kini sebagai pilihan, sehingga dianggap lebih fleksibel bagi pegawai.
Hal tersebut tentunya jadi tantangan sekaligus peluang. Tantangannya adalah koperasi perlu menerapkan standar pelayanan dan produk yang tinggi, serta bersaing untuk mendatangkan kepuasan anggota, sehingga pegawai tetap tertarik menjadi anggota koperasi. Sebaliknya, peluangnya adalah tingginya loyalitas anggota karena telah merasakan ”customer experience” bergabung menjadi anggota koperasi.
Andi menjabarkan beberapa strategi untuk meningkatkan “costumer experience”, misalnya dengan membangun sistem yang menghubungkan koperasi dengan transaksi di kantin karyawan. Ditargetkan terlaksana pada 2018, kerja sama teknologi dengan pihak perbankan tersebut akan memberikan keuntungan bagi para anggota koperasi: secara tidak langsung menyisihkan dananya untuk ditabung di koperasi setiap melakukan transaksi jual beli di kantin. Nantinya transaksi di kantin dapat menggunakan kartu identitas pegawai yang juga memiliki manfaat sebagai uang elektronik. ”Keuntungan SHU (sisa hasil usaha) dirasakan pada masa pensiun mendatang,” terangnya.
Tidak hanya itu, inovasi pelayanan pada Koperasi Pegawai Kementerian Sekretariat Negara juga berupa pengembangan sistem koperasi (Simkop) berbasis online yang nantinya ditingkatkan dan disempurnakan menjadi kanal belanja online bagi para anggota koperasi. Transaksi belanja online pun akan masuk dalam SHU. Saat ini Simkop masih lebih aktif digunakan untuk prosedur simpan pinjam di koperasi.
Dari segi inovasi produk, Andi mengungkapkan, pihaknya juga telah memperkenalkan adanya simpanan sukarela yang berperan sejenis produk investasi deposito yang menghasilkan jasa atau bagi hasil. Sebagaimana tren millennial yang saat ini makin sadar melakukan investasi di usia muda, diharapkan, jenis simpanan ini akan menggenjot likuiditas koperasi.
Di samping itu koperasi yang berpredikat sebagai sepuluh koperasi terbaik versi Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) DKI Jakarta tersebut, juga mempunyai rencana untuk menambah produk berbasis syariah, melihat pangsa pasar millennial dan syariah kini juga cukup besar. ”Pendekatan untuk market millennial ini memang harus lebih variatif. Ke depan koperasi diharap lebih dikenal fungsi-fungsinya, tidak hanya dari pendekatan kebutuhan simpan pinjam saja,” ungkap Andi.
Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya, Dr. Imron Mawardi menjelaskan, inovasi koperasi dalam hal teknologi akan meningkatkan kepercayaan anggota, karena secara manajerial akan mengurangi risiko fraud. Selain itu juga telah banyak koperasi lokal yang beradaptasi dengan teknologi semakin maju unit bisnisnya, seperti yang dilakukan koperasi produksi susu di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Termasuk jika merambah produk berbasis syariah, ungkap Imron, dari sisi teknologi pun tidak perlu investasi besar karena tidak ada beda dengan konvensional dari segi sistem teknologinya, hanya jenis produk dan akadnya yang membedakan.
Rebranding koperasi memang sangat diharapkan. Karena di negara seperti Belanda dan Swiss, koperasi mereka sangat maju. Banyak supermarket yang dimiliki koperasi. Ke depan bisnis UKM akan sangat potensial,” paparnya.
Terobosan
Rebranding koperasi dinilai menjadi keniscayaan untuk menjawab tantangan tendensi perekonomian di masa depan yang didominasi market millennial. Tidak hanya dilihat dari sudut pandang perubahan nama, logo, atau simbol, rebranding koperasi, dalam hal ini lebih tepat dimaknai melalui reformasi koperasi dari segi manajerial hingga strategi marketing. Sehingga, peningkatan pelayanan, diversifikasi produk termasuk pengenalan produk syariah, hingga peningkatan teknologi diharapkan menjadi suatu bauran terobosan rebranding koperasi di era generasi millenial tanpa menghilangkan karakteristik aslinya: sebagai sistem ekonomi modern untuk menciptakan keadilan dan pemerataan kesejahteraan.
Penggunaan teknologi dengan biaya murah juga bisa menjadi konsen bagi koperasi yang ingin melakukan efisiensi investasi namun ekspansif. Hal ini misalnya dengan memaksimalkan platform online, atau bekerja sama dengan marketplace yang telah memiliki basis viewers atau followers generasi millenial yang besar, sehingga berpotensi sebagai ruang marketing produk koperasi yang lebih beragam dan menjangkau segmen tersebut secara luas di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan Populer