BISNIS IMPIAN

BISNIS IMPIAN "SEPATU CHEVALIER"

Nama                    : Ismi Ayu Azijah

NPM                     : 23217001

Jurusan                : Akuntansi

Fakultas               : Ekonomi

Dosen                   : SRI RAKHMAWATI, SE.,MMA 

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2017

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan

Latar belakang

Rumusan masalah

Tujuan

Bab II Pembahasan

Apa nama bisnis yang akan dibahas dalam makalah ini

Bagaimana sejarah dibuatnya bisnis tersebut

Bagaimana menjual produknya

Kekurangan dan kelebihan bisnis ini

Permintaan yang terdapat pada bisnis

Bab III Penutup

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Lampiran

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1.LATAR BELAKANG

Pada era ekonomi saat ini, tidaklah mudah mencari lapangan pekerjaan. Era ini menuntut kita utuk berfikir kreatif. Kita sudah tidak harus mencari pekerjaan kesana kemari, mencari lowongan pekerjaan dikoran, mengirim berkas kesuatu entitas. Tapi kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, yaitu dengan terjun menjadi seorang pembisnis. Dengan menjadi pembisnis kita tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bahkan kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Tidak memerlukan gelar sarjana yang keren untuk menjadi seseorang pembisnis. Cukup mempunyai ide yang kreatif, kemauan, dan modal kita sudah bisa memulai untuk berbisnis. Namun, memang dalam memulai untuk berbisnis modal seringkali menjadi penghalang. Tetapi , modal bukanlah halangan besar untuk tidak terjun kedalam dunia bisnis. Selagi kita memunyai kemauan kita dapat menghadapi segala tantangan.

Hal ini membuat peluang usaha untuk mahasiswa yang dapat membuka mata tentang bagaimana mendapatkan penghasilan selagi masih muda dan berstatus mahasiswa, paling agar kita sebagai mahasiswa kita dapat belajar untuk hidup mandiri dan mengurangi beban orang tua terhada kita.

Mahasiswa sebenarnya mempunyai peranan penting dan strategis dalam memajukan pembagunan dalam berbagai sektor. Banyak bidang bisnis yang menjadi trending saat ini. Antara lain fashion, kuliner, jasa dan distributor. Kini bisnis-bisnis tersebut telah menjamur dikalangan mahasiswa. Omset dari bisnis tersebut pun sangat menggiurkan dan modalnya pun bisa dibilang tidak cukup besar dan mahasiswa mungkin dapat menjangkaunya.

Dalam makalah ini saya akan membahas bisnis impian menurut saya. Bisnis impian yang menginspirasi saya saat ini juga berasal dari kalangan mahasiswa yan ketika membangun bisnisnya masih menjadi mahasiswa yaitu “Egar Putera Bahtera” mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung jurusan Pertambangan.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa nama bisnis yang akan dibahas dalam makalah ini ?
2. Bagaimana sejarah membuat bisnis tersebut?
3. Bagaimana menjual produknya?
4. Apa kekurangan dan kelebihan bisnis ini ?

1.3TUJUAN

1. Mengetahui nama bisnis apa yang akan di bahas dalam makalah ini.
2. Mengetahui sejarah membuat bisnis tersebut.
3.  Mengetahui bagaimana owner memasarkan produknya.
4. Mengetahui apa kekurangan dan kelebihan bisnis ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Apa nama bisnis yang akan dibahas dalam makalah ini?

Dalam ilmu ekonomi bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang/ jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris “ Business” dari kata busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas ataupun masyarakat.

Dalam makalah ini saya diminta untuk membahas bisnis impian menurut saya. Dan dalam makalah ini saya tertarik untuk membahas mengenai bisnis yang dijalankan oleh seorang mahasiswa di Indonesia dibidang fashion yang menurut saya ini bisa menjadi bisnis impian yang menginspirasi saya saat ini.

Egar Putera Bahtera merupakan owner dari sepatu kulit bernama Chevalier. Chevalier merupakan merek sepatu bot lokal yang mampu bersaing dengan sepatu bot kelas dunia semacam Wolverine Rockford, Viberrg Boot, Allen Edmonds, dan Red Wings Shoes. Sekedar informasi Wolverine Rockford merupakan produsen sepatu Amerika sejak 1883; Viberg asal Kanada umurnya lebih dari 80 tahun; Allen Edmonds dari Amerika berdiri pada tahun 1922, sedangkan Red Wings yang juga dari Amerika hadir sejak 1905. Hal ini merupakan suatu kebanggan yang luar biasa bagi sebuah merek lokal buatan anak bangsa dan ternyata mampu bersaing dengan kelas dunia ini dibuat oleh seorang yang pada saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan Pertambangan angkatan 2009. Chevalier pun kebanjiran order dari luar negeri.

Ini merupakan suatu kisah inspiratif bagi saya dan mungkin kebanyakan orang. Bagaimana tidak? Sosok Egar Putera Bahtera ini mendapatkan kesuksesannya di bidang fashion padahal hal ini jauh dan tidak terkait sama sekali dengan jurusannya yang saat itu diambil dalam perkuliahannya.

2.2.Bagaimana sejarah dibuat bisnis tersebut?

Namanya Egar Putera Bahtera lulusan teknik pertambangan ITB angkatan 2009 ini mengawali bisnisnya saat masih 17 Tahun dengan berjualan kaos dan jaket, perbulannya egar bisa mendapatkan uang tambahan 1 - 2 juta. Setelah enam bulan berjalan dia ingin memulai bisnis lain. Dia melirik sepatu kulit. Walaupun kedua orang tuanya tidak mensetujui namun, dia justru bertekad untuk membuktikan niatnya berbisnis sepatu kulit. Egar memanfaatkan internet untuk belajar mengenai pembuatan seatu kulit yang berkualitas.

Egar memilih bisnis sepatu karena memunyai hobi untuk membeli sepatu. Menurutnya daripada dia membelanjakan uangnya untuk membeli lebih baik uangnya diinvestasikan ada bisnisnya dengan membuat brand sepatu sendiri. Menurutnya terdapat kebanggaan tersendiri ketika ia menciptakan sebuah produk dan teman-temannya sendiri yang memakai sepatu buatannya sendiri.

Suatu ketika Egar merasa sudah saatnya membuat merek sepatu sendiri. Egar memulai bisnisnya , risetnya dan mencar material agar mendapatkan kualitas tinggi. Semua itu dia lakukan sendirian.

Dimulai dari melakukan riset, sekitar sembilan bulan Egar menghabiskan waktunya untuk riset, mempreteli sepatu- sepatu mahal dunia yang dibelinya seharga Rp.3.000.000,- sampai Rp.5.000.000,-an. Egar lalu pergi ke pengrajin sepatu. Awalnya melihat-lihat pengrajin sampai menemukan pengarajin yang pas. “lalu kita kerja sama saya ajari mereka, dan mereka juga mengajari saya”. Ujar Egar. Setelah mencari pengrajin yang pas lalu memesan sepatu dengan konsep elegant, berkelas dan mewah. Desainnya dia adobsi dari merek-merek sepatu terkenal ditambah inovasi, sentuhan warna, dan teknik pembuatannya. “amati, tiru, modifikasi” itu prinsipnya.

Berbekal modal Rp.10.000.000,- dari bisnis pre-order jacket dan kaos disitus kaskusnya. Sepatu impiannya terealisasi pada 25 april 2011 dengan nama “Chevalier”. Chevalier diambil dari bahasa Perancis yang mempunyai arti “ksatria”. Pertimbangan nama itu karena Perancis merupakan kiblat mode dunia. Merek Eropa juga dianggap punya kasta lebih tinggi ketimbang nama lokal dan Amerika. Tidak jarang sepatu bot Chevalier ini dianggap brand dari luar. Banyak yang tidak percaya produk sepatu ini berasal dari Indonesia. Modal Rp.10.000.000,- yang dirinya gunakan menghasilkan 12 pasang sepatu, dana itu termasuk pembuatan situs yang menggandeng rekan dari ITB.

Kerja keras Egar kini telah membuahkan hasil. Sejak diluncurkan ada bulan april 2011 lalu , kini Chevalier telah memiliki pasar yang menjanjikan. Dulu dia hanya berhasil menjual 100 pasang sepatu lalu pada enam bulan pertama. Sekarang pada empat bulan setelahnya dia berhasil menjual sebanyak 200 pasang sepatu.

Menurutnya saat itu, peluang untuk menembus pasar sepatu premium sangat besar saat ini. Karena di Indonesia belum banyak pembisnis lokal yang takut untuk masuk ke pasar sepatu kulit premium. Alasannya takut bersaing dengan merek luar.

“Chevelier mau fokus di pasar premium karena ada peluang besar disitu. Untuk lokal yang masuk premium masih sedikit yang mengisi dan malah masih kosong nah kekosongan itu mau kita manfaatkan” kata egar. Produk awal Chevalier memakai kulit lokal dengan kualitas baik, tapi setelah mengindahkan saran pelanggan, masukan dari forum komunitas yang diikuiti, Egar beralih ke kulit impor. “Mulanya belum ada brand lokal yang berani pesan kulit impor. Sebab, kuantitas pesanan harus minimal 300 square feet [sekitar 27,87 meter persegi]. Butuh modal. Tapi saya berani, nekat, karena saya mencoba dengarkan saran customer.” Keputusan itu menjadi berkah karena selama ini pengrajin lokal sering dijejali material kelas rendah. “Mereka enggak bisa merasakan material kelas wahid karena merek lokal takut bersaing dengan merek internasional, dan akhirnya takut nggaklaku,” katanya. “Saya juga mau edukasi mereka buat ngerasainmaterial terbaik dunia, jadi level mereka naik. Namun,Egar tak mau terus-terusan mengimpor kulit luar. Oleh sebab itu, dia tengah mendekati produsen dalam negeri untuk membuat kulit yang berkualitas seperti Horween.

Saat ini Egar memiliki usaha lain selain chevelier, yaitu Cannes, yang juga memproduksi sepatu kulit dengan harga yang lebih rendah dibanding Chevellier.

2.3.Bagaimana menjual produknya?

Sepatu Chevellier memang cukup mahal, namun, ada harga ada kualitas. Awal–awal Egar menawarkan ad teman-teman almamater melalui mulut ke mulut. Sebagai merk baru memang sulit untuk memperkenalkan produknya. Egar pun mengikuti berbagai pameran untuk memperkenalkan produknya. Dari salah satu pameran yang diikutinya, produk Egar dikenal dan langsung ditawari oleh sembilan toko. Selain penjualan di toko-toko sepatu. Dia juga mempunyai Chevellier melalui websitenya Chevellierstore.com

Selain sepatu kulit, Egar juga memproduksi dompet dan tas, Egar juga memiliki second line brand dengan harga yang lebih terjangkau dan sama bagusnya, yaitu Cannes dengan Websitenya Cannnesstore.com.

Egar start 2011 karena dia melihat belum banyak merek lokal yang berani menjual mahal. Egar berani menjual mahal karena dia mengedepankan kualitas daripada kuantitas. Harganya kisaran bisa mencapai Rp.800.000,- sampai Rp.2.000.000,-. Dan untuk Cannes merek second linernya sekitar Rp.600.000,- sampai Rp.700.000,-.

Komposisi Cannes lebih ringan lagi, bahan juga tidak kaku, tetapi lentur dan fleksibel. Dia mengklaim Cannes merupakan sepatu bot pertama di Indonesia yang Eco-Friendly karena sol sepatu sudah diteliti di Italia.

Egar rajin ikut pameran untuk menjajakan barang, termasuk membuat The Goods Dept—gerai ritel di Jakarta. Jadilah Chevalier menjadi salah satu brand di gerai yang tersebar di Pacific Place, Lotte Shopping Avenue, dan Pondok Indah Mall 2 tersebut. “Buyer kami yang menemukan Chevalier saat gelaran Brightspot Market. Brightspot Market diselenggarakan oleh toko ritel ini pertama kali pada 2009 sebagai ajang bagi pengusaha muda di bidang fesyen dan desain produk berkualitas.

Egar pun terpilih menjadi satu dari 22 label lokal yang diajak Kementerian Perdagangan ikut pameran fesyen terbesar di Amerika, Sourcing at Magic Show, di Las Vegas, Agustus lalu—situs resmi Magic mencatat jumlah pengunjung menembus 60.000 orang. Merek lain di antaranya Nushock dan OBS! (pakaian); BNV dan League (sepatu); dan Koi-Koi Silver (aksesoris). Hebatnya lagi, Chevalier (plus Cannes), Nushock—milik Piyu, gitaris Padi—dan BNV menjadi tiga merek nasional yang sangat potensial diincar pembeli dunia. “Produk yang mereka jual itu merek sendiri, bukan merek milik buyers,” kata Atase Perdagangan Republik Indonesia di Washington Ni Ayu Made Marthini, dalam siaran persnya. “Dengan kualitas premium dan harga kompetitif, saya yakin merek kita bisa berkompetisi dengan label terkenal dunia lainnya. Chevalier telah membuktikannya.” Keberhasilan ini melecut semangat Egar agar bisa mengikuti Capsule 2015, pameran label lokal terbesar di seluruh dunia.

Chevallier sudah menjangkau semua benua, kecuali Afrika dan Antartika, untuk pengiriman individual dan sempat bekerja sama dengan berbagai store internasional

Sepatu – sepatu buatan Egar telah mampu menembus pasar Internasional seperti Eropa dan AS. Untuk pasar Internasional Egar mampu mengirim 50 pasang setiap dua bulan. Kedepan Egar berharap bisa menembus pasar sepatu pernikahan karena dinilai belum ada penjual sepatu yang fokus ke pasar tersebut.

2.4.Kekurangan dan Kelebihan dari Bisnis ini

Dalam berbisnis pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan. Dan tak terkecuali dalam bisnis sepatu chevalier ini. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan bisnis seatu chevalier Egar Putera Bahtera :

Kelebihan bisnis sepatu chevalier:

1. Dapat membuat bangga Indonesia karena mampu membuktikan bahwa produk lokal mamu menyaingi produk kelas Internasional.
2. Memberikan kesempatan untuk pengrajin lokal berkembang dan mempercayainya membuat sepatu dengan bahan dan kualitas Internasional.
3. Meraih omset yang cuku menggiurkan.
4. Dapat ikut serta dalam pameran-pameran berkelas Internasional.
5. Memunyai suatu kebanggaan tersendiri karena produknya dapat dipakai oleh tokoh Internasional.

Kekurangan bisnis sepatu chevalier:

1. Harus mengimpor bahan baku dan luar untuk mendaatkan kualitas bagus.
2. Harus bersaing dengan sepatu bot kelas dunia yang telah ada sebelumnya.
3. Harus siap rajin mengikuti pameran untuk memperkenalkan produknya.
4. Tidak dapat menjangkau ekonomi menengah karena harganya yang mahal. 

2.5.Permintaan yang terdapat pada bisnis

Permintaan Negatif

1. Adalah jika sebagian besar pasar tidak meyukai produk tertentu dan bahwa orang bersedia menegluarkan uang untuk menghindarinya.
2. Penanganannya dengan menganalisis mengapa pasar tidak menyukainya dan melakukan perancangan ulang produk, menawarkan harga yang lebih murah namun tetap memperoleh keuntungan.

Permintaan tidak teratur

1. Adalah terdapatnya permintaan yang berubah-ubah secara musiman atau bahan-bahanan setiap jam. Sehingga menimbulkan masalah kelebihan atau kekurangan kapasitas.
2. Penangannya dengan mencari jalan untuk mengubah pola permintaan yang sama melalui penetaan harga yang fleksibel, promosi dll.

Permintaan Positif

1. Adalah kelbalikan dari permintaan negatif dimana sebagian pasar meyukai produk kita.
2. Penanganannya dengan terus berinovasi dengan memberikan kualitas produk yang lebih baik dan melakukan inovasi suaya lebih maju.

Permintaan Teratur

1. Adalah terdapat permintaan yang tetap secara musiman.
2. Penangannnya dengan tidak ada yang dikahwatirkan terhadap permintaan ini. Tetapi suatu produk harus mempertahankan kualitas dan kuantitasnya dan juga berinovasi menjadi yang lebih baik dan menjaga ketersediaan barang agar daat mencukupi permintaan.

Permintaan Penuh

1. Adalah bila perusahaan mengalami kepuasan dengan volume bisnis mereka. Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan saat ini  tengah perubahan preferensi konsumen dan peningkatan persaingan. 

BAB III 

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam membuat bisnis impian tidaklah mudah. Banyak tantangan yang akan dihadapi. Dari makalah ini kita bisa mengetahui bagaimana seorang Egar Putera Bahtera mendirikan bisnisnya dari 0. Dengan mencari modal sendiri, desain sendiri, dan memasarkan sendiri. Kita belajar dari beliau bahwa ketika kita mempunyai kemauan maka segala tantangan dalam membuat bisnis bisa kita hadapi.

DAFTAR PUSTAKA

http://sejutaceritasukses.blogspot.co.id/2014/05/sepatu-kulit-chevalier-cannes.html

http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/33728/sepatu-mengabarkan-indonesia/2016-03-13

https://www.itb.ac.id/news/3537.xhtml

https://news.indotrading.com/egar-putra-bos-sepatu-chevalier-yang-sukses-jajah-4-benua/

https://www.cradio.co.id/egar-putra-bahtera-owner-chevalier/

http://tahersaleh.blogspot.co.id/2014/11/anak-bandung-menggebrak-las-vegas.html

https://www.konfrontasi.com/content/ekbis/berbekal-modal-rp-10-juta-egar-putra-bahtera-jadi-eksportir-sepatu

https://finance.detik.com/solusiukm/3260134/modal-rp-10-juta-pria-ini-sekarang-jadi-eksportir-sepatu

https://belajarmanagement.wordpress.com/2009/02/25/jenis-permintaan-dan-tugas-pemasaran/

LAMPIRAN